Jatuh dan Terinjak
Tunanetra Tewas di Istana Negara
Jumat, 10 September 2010 | 15:40 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com - Seorang tunanetra tewas dalam insiden desak-desakan di pintu gerbang Istana, Jumat (10/9/2010) sore. Jhony Malela (45) mati lemas karena tidak kuat berdesakan dengan ratusan warga yang juga menunggu momen open house Lebaran Istana Negara sekitar pukul 15.15.
"Dia posisinya di depan, trus mau ke belakang, enggak bisa. Kedorong kali ya sama di belakangnya terus jatuh dan terinjak," kata salah satu petugas Dinas Kesehatan DKI Jakarta Theresia Indah Susanti kepada wartawan, Jumat sore.
Theresia mengatakan paramedis memiliki kesempatan sekitar 10 menit untuk membawa korban dari kerumunan menuju ambulans untuk diberikan pertolongan dan oksigen.
Sayangnya, pria asal Sulawesi yang tinggal di Cinangka ini sudah keburu menghembuskan nafas terakhirnya. Saat ini, jenazah Jhony dibawa ke RS Cipto Mangunkusumo. Jhony diantar oleh istrinya yang juga tunanetra.
"Dia posisinya di depan, trus mau ke belakang, enggak bisa. Kedorong kali ya sama di belakangnya terus jatuh dan terinjak," kata salah satu petugas Dinas Kesehatan DKI Jakarta Theresia Indah Susanti kepada wartawan, Jumat sore.
Theresia mengatakan paramedis memiliki kesempatan sekitar 10 menit untuk membawa korban dari kerumunan menuju ambulans untuk diberikan pertolongan dan oksigen.
Sayangnya, pria asal Sulawesi yang tinggal di Cinangka ini sudah keburu menghembuskan nafas terakhirnya. Saat ini, jenazah Jhony dibawa ke RS Cipto Mangunkusumo. Jhony diantar oleh istrinya yang juga tunanetra.
Istana Bantah Jhony Tewas Terinjak-injak
Jumat, 10 September 2010 | 16:07 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com - Luapan massa yang bedesak-desakan di gerbang Istana Negara yang terjadi sejak Jumat (10/9/2010) pagi membawa korban. Di hari Idul Fitri ini, salah satu warga dari ribuan orang yang ingin bersalaman dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tewas dalam antrean.
Namun, pihak Istana yang dimintai komentarnya mengenai kejadian ini langsung membantah pemberitaan yang menyebutkan, tuna netra Jhony Malela (45) tewas karena berdesak-desakan dan sempat terinjak-injak di gerbang istana.
Julian Aldrin Pasha yang dihubungi Kompas.com sore ini menegaskan, berdasarkan informasi yang diterimanya dari komandan komplek istana Jakarta, Jhony tewas karena kelelahan, kemungkinan korban mengalami serangan jantung.
Namun, pihak Istana yang dimintai komentarnya mengenai kejadian ini langsung membantah pemberitaan yang menyebutkan, tuna netra Jhony Malela (45) tewas karena berdesak-desakan dan sempat terinjak-injak di gerbang istana.
Julian Aldrin Pasha yang dihubungi Kompas.com sore ini menegaskan, berdasarkan informasi yang diterimanya dari komandan komplek istana Jakarta, Jhony tewas karena kelelahan, kemungkinan korban mengalami serangan jantung.
"Korban sempat beristirahat dan duduk di bawah pohon, kemungkinan karena serangan jantung. Korban pun sempat mendapat bantuan dari polisi dan petugas medis," kata Julian.
Wah222....sungguh tragis sekali...demi ikutan open house aja mesti ampe kehilangan nyawa...ckckckckkcck
selalu aja ada peristiwa seperti ini neh....harusna sudah ada persiapan dr pihak yang mau ngadain open house, apalagi ini yang ngadain pak presiden...udah pasti banyak yang warga yg berdesakan buat datang tuh...
warga kecil selalu di nomor 2 kan..kalo aja yg datang para org terhormat, pasti uda di sambut dengan meriah d... harusna saat rencana menggadakan moment ini jg sudah ada jaga2 untuk para masyarakt kecil yg mau datang jg..seperti yg di tahu kan setiap tahun pasti ada masyarakt kecil yg datang jg...masyarakat yg menggagumin presiden kita yg rela desak2an hanya untuk bertemu pak presiden..
Yang sangat2 disayangkan adalah penyangkalan dari pihak Istana yang berkomentar kalo Jhony meninggal bukan karna berdesak2an dan sempat terinjak, tapi karna kelelahan, kemungkinan korban mengalami serangan jantung. sedangkan ada saksi yang mengatakan korban tewas karena berdesak2an n terinjak...So? yang mana merupakan kenyataan??? mengapa ada perbedaan pendapat seperti ini?? Untuk hal ini, kita semua hanya bisa berpendapat saja sekarang, belum tau pasti kenyataan yg ada...
Yang pasti kasus ini mesti di usut...jgn karna yg open house itu pak presiden jadi kasus ini di abaikan begitu saja...harus ada yang bertanggungjawab untuk hal ini, karena ini menyangkut nyawa seorang manusia...semuana harus tetap dijalankan sesuai hukum yang ada...jangan sampai hukum Indonesia terlihat buruk di mata semua kalangan...tunjukkan hukum di indonesia itu berlaku, bukan hukum yang lemah, hukum yang tidak bekerja...kalo ga da kesadaran dari semua pihak, gimana bisa mau memajukan bangsa ini...keikhlasan dan kejujuran saja sulit diperoleh...
11 komentar:
kasihan... ckckckck... tak ada tanggung jawab sama sekali lagi tuh.. beginilah Indonesia.. jika sudah terjadi sesuatu yang tidak sesuai dengan kehendak mereka maka akan dibantah bahwa hal yang terjadi tersebut bukanlah dari kesalahan mereka.. berbagai alasan akan diutarakan untuk menjaga nama baik mereka..
Kasihan banget tuna netra tersebut.. Alangkah baiknya kalau pada saat itu, semua tidak pada berdesak-desakan... Maka tidak akan jatuh korban jiwa...
fuih, di daerah lain udah sering terjadi seperti ini, di istana yang seharusnya lebih baik juga terjadi. seharusnya semua bisa belajar dari pengalaman. systemnya harus aman dan tidak membahayakan jiwa yang mangantri.
Di sisi lain, ini juga menunjukkan bahwa tingkat kemiskinan yaang masih tinggi, pr yang berat untuk diatasin di sisa 4 tahun kepemimpinan SBY.
ckckck...
gak ada yang ngatur, berdesak2an, open house uda kek antri raskin aja.. ==a
meski nya ada aparat yang banyak, buat antriin orang di depan istana negara, biar tertib, klo tertib, gak mungkin bisa keinjek2 gitu..
lain kali aparat juga harus menertibkan yang ginian... hadoh2..
all :
itu dy..mengecewakan bgt kan...kalo kita perhatiin bener2 neh..rakyat kcil yg mao rela berdesak2an itu tujuan utama na bukan mau sungkumen ma pak presiden kita..tp kebanyakan itu demi amplop yg berisi 100.000rupiah..kan kalo sungkeman dapat amplop na tuh..makana pada rela bawa anak kecil segala..jd yg punya banyak anak akan semakin merasa diuntungkan...
trdisi kyk gn bener2 ga mendidik d...
sudah mulai ada pihak yg kontra dgn tradidi open house gn...
untuk korban (Jhoni) yg sudah meninggal, pihak pemerintah ganti rugi sebesar 10juta..
budi: tragis bgt kan..ini di istana negara sendiri ampe makan korban gt...
kalo mank mao beramal y mikirkan jg keselamatan yg ada..kalo mao ditertibkan itu harusna bisa...palg ini di istana negara..pasti banyak pihak yg bis dipakai untuk digerakkan dalam pentertiban open house ini...
heran nya neh..kalo pihak yg terhormat yg datang neh..bisa aj ada banyak pihak aparat demi keamanan..tp napa kalo untuk rakyat kecil gn,malah di anggap sepele...
setuju banget hia..mash banyak rakyat miskin na tuh...pak presiden mesti muter otak buat lebih meningkatkan kesejahtraan rakyat na lg tuh...
G agak kurang sreg dengan masalah penyangkalan pihak istana negara nih...
Terinjak ato gak kan bisa terbukti dari kondisi mayat itu langsung, klo serangan jantung kan gak mungkin keadaan mayat seperti orang terinjak..
Duh..membingungkan, beda jauh banget..alasan yg gak masuk akal..
Bagusnya kalau ada foto korbannya langsung ya, kita semua bisa ikut menilai.. benar gak??
harus ada saksi yang menyatakan kebenaran semua ini. bisa saja tunanetra benar2 tewas terinjak atau terkena serangan jantung. semua ini bukankah bisa dilakukan pemeriksaan medis terhadap tubuh korban..
dengan bgtu kita akan mengetahui yang sebenarnya bukan...
nyawa seseorang sangat lah penting,tapi sangat disayangkan negara kita tidak menerapkan sistem yang sama dengan salah satu negara lain(saya lupa nm negaranya hehe..) yang menghargai nyawa bangsanya...
apalagi ini terjadi di istana presiden dan hari raya Idul fitri pula....
des & tin :
itu dy masalah na... masa ada penyangkalan dari pihak istana na gt...
jelas2 saksi mata itu ada yg bilang kalo korban itu berdesak2an dan terinjak..
tp dari pihak istana blg na tuh korban sempet duduk di bawah pohon trus jantung'an gt...
ga da berita lg tuh, gimana penyelesaianna, n kykna ga da di lakukan pemeriksaaan lg..pihak pemerintah mengganti 10juta untuk keluarga si korban itu...
demi salam tempel yg bernilai 100rb harus sampai kehilangan nyawa...
wah2..1 lagi kejadian tragis yg tak terduga. Maksud hati pengen membantu rakyat, tp ternyata malah menelan nyawa. Saya rasa peristiwa ini ga akan diusut lg n media jg ga akan memberitakannya lagi coz ini menyangkut presiden. Jadi, kasus akan segera ditutupi biar ga merusak citra presiden di mata rakyat. Oleh karena itu, dibuat dugaan korban tewas karena serangan jantung.
Tapi apapun itu, sangat disayangkan mengenai pengaturan mereka (panitia) yg tidak melaksanakan sistem antri.
Seharusnya kita bisa belajar dari pembagian zakat yang selalu memakan korban karena akibat dari berdesak-desakan.
yap..udah ga ada kabar berita na lagi..korban dibayar dgn 10juta rupiah oleh pihak pemerintah sebagai rasa berbelasungkawa...
tp ada jg pihak yg mulai menentang dgn acara open house ini..karena dianggap tidak mendidik n menurunkan harkat n martabat rakyat indonesia..yg seolah2 hanya menunggu untuk diberi...
Seharusnya open house semacam ini di atur agar tidak sampai berdesak-desakan seperti ini. Ini sudah menjadi hal biasa, ada yang tewas dalam insiden berdesak-desakan
Posting Komentar